Kecupan angin Shubuh menyadarkan pekat malam agar segera beranjak. Di ufuk timur, sang surya menyibak jendela langit dengan kemilaunya yang menghangatkan, siluet kuning temaram di antara biru dirudung kelabu. Detak kehidupan sebagai pembuka hari menghampiri, walau dibalur hawa kesejukan yang merambat dalam lengang suasana pagi. Dalam jarak kota Bertuah – kota Jam Gadang kupandangi sekali lagi wajahnya di balik kemudi. Sosok di sebelahku kini yang dulu menjadi alasan canda bersama salah satu sahabat masa kuliah. “Kalila, Delfi lewat tadi. Meski dari jauh mata Ai sudah puas melihat dia, tetap saja ketika dekat pandang ini meredup ditelan malu. Aih, senangnya Ai!” lengkingnya menggebu disebelahku, masih dengan semangatnya mengalahkan sinar penguasa mega. “Istighfar Aisha!!” nasihatku. Tapi, yang diberi nasihat justru cengengesan sambil manggut-manggut. “Sesekali, Ka! Namun, Ai penasaran jua, seperti apa kelak wanita yang akan mendampingi dia? Menurut Ai pasti beruntun...
dream high | do the best | pray to Allah | and you will be the best ^_^