Langsung ke konten utama

Postingan

LPDP ATAU CPNS?: Behind The True Story~

Tak terasa tiga tahun berlalu dengan cepat, ya. Iyap, tiga tahun lalu sejak aku terakhir menulis di sini. Melihat semuanya jadi tampak asing sekarang, sedikit berdebu karena lama tak terjamah. Kalau diingat-ingat, tulisan terakhir juga terjadi di bulan April, ya. April 2018 – April 2021. Time flies, people change, and memories happen. Jadi, barangkali tulisan perdanaku usai vakum, aku akan sedikit merenung dan menceritakan apa – apa saja yang terjadi selama tiga tahun belakangan secara bertahap. Refleksi, terapi dan kontemplasi. April 2018 kemarin, aku membahas tentang  Fresh Graduate: The Untold Dilemma . Saat tulisan itu rampung kutulis, aku benar – benar tak tahu kalau setelahnya adalah masa terberat melebihi peliknya memilih bekerja dengan gaji pas – pasan atau mencari beasiswa namun minim persiapan.😔😔😔 Peliknya kehidupan menanti di depan mata, indah dan nikmat kata mereka namun hancur lebur bagi aku yang menjalaninya. 💦 Juli 2018 Masih di tengah euphoria pernikahan seorang sa
Postingan terbaru

Fresh Graduate: Dilema Bekerja atau Lanjut Studi

Assalamu’alaikum bulan keempat di kalender yang diidentikkan dengan Spring Month . Namun tahukah, April berasal dari bahasa Latin, aperire , yang berarti membuka. I think that’s why, the flowers blossom in April , karena mereka (bunga) sedang membuka kelopaknya. Be nice for me~   Anyway , ini tulisan keenam gue di tahun 2018, yang menjadi pertanda lunasnya hutang tulisan di tiga bulan sebelumnya ( Resolusi 2018 ini salah satunya rajin menulis blog, minimal update 2 tulisan sebulan ) Yaah, namanya juga mental orang Indonesia yaah, ambil yang minimal aja~ Okee, cukup sudah untuk opening part -nya. Sesuai judul, kali ini gue akan mengupas problem yang lazim dihadapi fresh graduate di luar sana. Yah, kalo menurut rules , mereka yang dikatakan fresh graduate itu adalah orang yang telah menyelesaikan kuliah maksimal dua tahun. Jadi, limit bagi sebutan fresh gradute ini hanya 2 tahun pasca wisuda. Yaaah, saat ini gue masih masuk kategori dong ya~ Ok. Forgot it. Next, seri

DIALOG

Kita hidup dalam bayang-bayang, antara perspektif orang dan apa yang kita pikirkan. Dan kita ada diantara kedua ruang itu. Apa yang kita pikirkan baik, belum tentu sejalan dengan nilai yang dianut orang lain. Begitu seterusnya, sampai akhirnya kita menyadari, mereka yang salah atau kita yang terlalu mudah digoyahkan? Siluet suatu senja ( Loc: Nirwana Beach, West Sumatera ) Nanti, perspektif orang-orang tadi perlahan akan menggerogoti kebenaran yang kita pegang, memudarkan rona yang sejak awal memang nanar, sampai akhirnya hilang pendirian. Krisis kepercayaan diri katamu? Ah, sekalipun otakku waras untuk menyadari bahwa kebahagiaan cukup sederhana, hanya bergantung pada syukurmu terhadap apa yang kamu punya. Namun kadangkala perspektif itu juga yang lamat-lamat membuyarkan makna bahagiaku. Aku rapuh? Lalu hari demi hari kita mulai mematut suatu standar sebagai indikator kesempurnaan (padahal aku juga tahu bahwasanya kesempurnaan itu relatif!). Mengejarnya, merombak diri dan

Fresh Graduate, Sebuah Kisah yang Tak Terungkap

Kali ini gue mau nulis buat para Fresh Graduate, mumpung lagi pada musim wisudaan kan? Judulnya gimana? Agak agak gimana gitu yaaa... Oke, gue akan menceritakan sedikit pengalaman gue ketika jadi Fresh Graduate dulu. Gue dinyatakan lulus pada Juli 2016, setelah Ujian Kompre yang Alhamdulillah berlangsung gemilang. Siap Kompre gue disibukkan dengan revisi, persiapan yudisium dan persiapan keberangkatan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional bulan Agustus. Nah, di tengah semua kegilaan itu, gue sama dua temen, Pia dan Yayuk, buka usaha jual bunga flanel buat wisuda. Alhamdulillah ramai orderan. Padahal iseng aja waktu itu. Then, Agustus berlalu. PIMNAS gue Alhamdulillah berjalan lancar dan sulit dilupakan. September gue masih berkutat dengan usaha bunga flanel itu, sampai buka lapak segala di wisudaan univ lain. Nah, di bulan September ini gue ditawarin kerja di bagian Kemahasiswaan kampus, jadi volunteer PKM (Program Kreativitas Mahasiswa). Akhirnya Sept akhir-November gue dan Pia

INSTAGRAM: SEBUAH KRITIK SOSIAL

Assalamualaikum, Ahad. Membuka hari ini, gue mengawali dengan kalimat : “New Day. New Hope. New Goal!” diiringi lagu Day Dream-nya Jhope BTS. Kali ini gue mau bahas sedikit opini gue, karena merasa terpanggil dengan realita yang akhir-akhir mengusik gue. Yap, instagram . Pernah nggak sih kalian merasa, atau barangkali mendengar selentingan seperti, “Enak ya si Fulan, kayaknya hidup dia asik banget. Lihat aja postingan di Instagramnya, jalan-jalan trus. Atau nggak hangout ke cafe bareng temen-temennya. Nggak ngerasain kali ya susahnya nyari uang!” “Keren deh prestasi si Anu, udah kuliahnya cemerlang, prestasinya banyak,” “Lah, tapi postingan kamu lagi di mana-mana. Tapi kok malah disini,” “Nggak usah nanya kabar dia. Cek aja instastorynya. Tau deh kabar dia gimana. Kemarin kulihat postingannya lagi travelling, pasti baik-baik aja dia!” Yaah, some statement kayak begitu lah. Pernah? Pernah nyinyir begitu atau pernah dinyinyirin? Hahaaa.. Instagram dan