Langsung ke konten utama

KATA ITU : M | A | H | A | S | I |S | W | A




-Hakikat pendidikan bukan hanya sekedar mendapat ijazah dan gelar, namun untuk melejitkan potensi diri agar lebih berguna bagi sumbangsih peradaban-


         Mahasiswa, agent of change, katanya… Tidakkah terbersit dibenak demikian? Ya, kita mahasiwa, agen perubahan | kita sebagai aspirasi suara masyarakat karena kita netral, masih terlalu putih untuk diwarnai… Tidak seperti antek-antek politik yang bercokol di atas sana, penuh dengan warna sarat makna : kuasa, tahta, dan harta! Kita juga kaum terpelajar (katanya), karena setidaknya kita mempelajari, menanggapi, dan menganalisa isu-isu yang beredar di masyarakat dari kacamata intelektualitas. Setidaknya itulah deskripsi yang pernah terlintas di fikiran dulu, manakala mendengar satu kata M-A-H-A-S-I-S-W-A … Ya, MAHA-SISWA..

          Tapi setelah benar-benar merasakan atmosfer kampus itu seperti apa, aku kembali berfikir | tepatkah esensi kata itu –dalam tanya- |

           Sipt, mari kita bahas ..
Kita berasal dari program studi yang wajar saja identik dengan SO –Study Oriented-. Bagaimana tidak,  sedikitnya ada satu beban praktikum yang tertera di KRS setiap semesternya. Belum lagi tugas ini-itu yang terkadang tak jarang membuat sebagian dari kita yang mimilih tipe mahasiswa kupu-kupu. (dalam siklus metamorfosa, kupu-kupu merupakan titik pencapaian sempurna dari yang namanya kerja keras | ikhtiar | dan sabar –but, we didn’t talk about it !).

Ayo sejenak berfikir,
Inikah yang namanya agent of change ?
“Aku sebagai agent of change diriku dan keluarga! IP tinggi, kuliah lancar, itu alasan orang tuaku mengirim aku bersekolah disini ..”
Ok fine, if it’s your answer, tapi tahukah kamu, sebuah riset menemukan fakta bahwa saat kita melamar pekerjaan, Indeks Prestasi menempati urutan ke TUJUHBELAS sebagai faktor penentu diterimanya kita … So, what the first factor? SOFT SKILL !! Perusahaan-perusahaan besar menuntut karyawannya memiliki Soft Skills penunjang, entah itu di bidang public speaking, menulis, bakat seni, ataupun olahraga .. Kan gak jarang tuh, ada yang namanya pertandingan olahraga antarperusahaan, nah.. jika kita berkompeten di bidang itu, pasti nama kita yang akan direkomendasikan untuk mengikuti kompetisi tersebut …

“Tapi masalahnya, aku kan calon guru ?”
Ya, guru kimia yang ahli di bidang kimia mah udah banyak … Atau,
“Aku gak punya bakat soft skill apapun ..”
Jika itu jawabanmu, maka yuk memperdalam Kimia kembali… Minimal kita bisa menjadi guru pelatih olimpiade kimia bagi siswa disekolah nantinya …

Renungan : “Kita tak pernah tahu akan menjadi apa nantinya, bersiap-siap.. Itu yang bisa kita lakukan sekarang… Bukankah bagus bilamana kita menjadi guru kimia yang pintar, pandai berorganisasi, bahkan memiliki skill penunjang (ntah itu drama, tulis-menulis, tari, baca puisi, etc) yang nantinya bisa kita ajarkan kepada siswa?

Jumlah Sarjana Pendidikan yang diluluskan tiap universitas se-Indonesia tiap tahunnya belum tentu mampu mengimbangi jumlah pertambahan sekolah yang ada, apalagi jumlah PNS yang dibutuhkan negara : sangat minim… Jika tidak dari soft skill yang kita kembangkan, yakinkah kita mampu bersaing di masa depan? Maka, masihkah berfikir kalau mahasiswa tipe kupu-kupu itu menyenangkan?

Setidaknya, ada EMPAT tipe mahasiswa :
1. Mahasiswa Luar Biasa, akademis ON ! organisasi ON !
 (Sesuai banget dengan motto HIMAPROSTPEK, Akademisi Ungggul|   Organisator Ulung)
2. Mahasiswa Biasa, akademis ON ! organisasi NO !
     3.  Mahasiswa yang perlu diingatkan , akademis NO ! Organisasi ON !
     4.  Mahasiswa lalai, akademis NO ! Organisasi NO !

Dunia Kampus hanya sekali kawan, setelah itu tak kan lagi kau rasakan !!!

Adakah cerita ini kamu alami ?
Jika masih berada di semester satu, “Nantilah kalau sudah semester dua atau tiga, baru gabung ke organisasi kampus …”
Lalu, semester itu tiba, tugas dan laporan-laporan mulai menumpuk di depan mata, mulailah berkata lagi, “Mungkin sekarang belum sempat, nantilah kalau sudah semester empat ..”

Dan semester itu datang, kembali, tugas dan laporan melenakan kita, “Mata kuliah dengan beban SKS 3 atau 4 udah mulai banyak, fokus kuliah dulu, organisasi bisa nanti semester enam atau tujuh, mungkin udah agak longgar beban SKS saat itu .. “
Sekali lagi, semester itu sampai masanya .. “Kalau sekarang gabung ke organisasi, sudah ‘ketuaan’ agaknya, malu dan segan sama adik-adik baru ..”

Dan berakhirlah kisah dunia kampus yang katanya berwarna itu tanpa organisasi apapun, menyedihkan lagi tanpa meninggalkan prestasi bagi almamaternya …
Dalam suatu seminar, Az pernah mendengar pemateri menceritakan kisah demikian,
“Saya pernah berjumpa mahasiswa dengan IP sempurna. Semua nilainya A !!! Tapi, ia kesulitan mendapatkan pekerjaan. Saya bertanya bagaimana rahasianya Ia mendapat nilai seperti itu, dia menjawab, “Pak, orang tua saya adalah petani miskin di kampung. Jadi saya serius belajar selama kuliah tanpa memperhatikan ataupun mengikuti organisasi di kampus, sehingga waktu saya yang ada hanya untuk belajar. Dan itulah hasilnya.” Jawab pemuda itu. Lalu saya memberikan kepada pemuda itu sejumlah uang atas kerja kerasnya …”

Lihatlah kawan, IP-nya sempurna, tapi ia kesulitan mendapat pekerjaan … 

Masihkah hanya IP tinggi yang kita kejar ? Yakinkah IP itu yang akan menjadi faktor utama saat kita melamar pekerjaan ?
Dan bagi teman-teman yang terlena dengan organisasinya, Masihkah yakin hanya dengan berorganisasi saja menjanjikan keberhasilan ? Kita adalah calon guru, ilmu tentang Kimia juga kita perlukan. Nantinya kita akan mengajar juga, bukan ? Lalu, bagaimana kita akan mengajar siswa kita jika pengetahuan kita sebatas pengetahuan dasar ?

BELUM TERLAMBAT UNTUK MEMULAI SEKARANG, KAWAN  |  SELAGI KITA MASIH MEMILIKI KESEMPATAN …

“Marilah mari kawan semua
Cerdaskan bangsa dan negeri ini
Akademisi unggul | Organisator ulung
Dengan berjuta prestasi …”



Komentar

Postingan populer dari blog ini

LPDP ATAU CPNS?: Behind The True Story~

Tak terasa tiga tahun berlalu dengan cepat, ya. Iyap, tiga tahun lalu sejak aku terakhir menulis di sini. Melihat semuanya jadi tampak asing sekarang, sedikit berdebu karena lama tak terjamah. Kalau diingat-ingat, tulisan terakhir juga terjadi di bulan April, ya. April 2018 – April 2021. Time flies, people change, and memories happen. Jadi, barangkali tulisan perdanaku usai vakum, aku akan sedikit merenung dan menceritakan apa – apa saja yang terjadi selama tiga tahun belakangan secara bertahap. Refleksi, terapi dan kontemplasi. April 2018 kemarin, aku membahas tentang  Fresh Graduate: The Untold Dilemma . Saat tulisan itu rampung kutulis, aku benar – benar tak tahu kalau setelahnya adalah masa terberat melebihi peliknya memilih bekerja dengan gaji pas – pasan atau mencari beasiswa namun minim persiapan.😔😔😔 Peliknya kehidupan menanti di depan mata, indah dan nikmat kata mereka namun hancur lebur bagi aku yang menjalaninya. 💦 Juli 2018 Masih di tengah euphoria pernikahan seoran...

Cause Happiness is Simple

              Hidup adalah tentang pencarian tak berkesudahan. Pencarian akan jati diri, ketenangan, kenyamanan, dan kebahagiaan. Tentang bahagia, sungguh itu adalah perkara sederhana. Sebab, indikator bahagia tak teregistrasi dalam Satuan Internasional, jadi cukuplah perspektifmu yang menentukan. Ini definisi bahagiaku -(tertanggal 22-24 Mei 2015) Bahagiaku sederhana, sesederhana mendapat keluarga baru dari belahan bumi Nusantara, sesederhana melihat senyum dan mendengar opini mereka tentang tanah kuhuni, sesederhana menekuri detik yang melintas dengan cerita tak berutas, sesederhana hikmah bahwa belajar akan negeriku sejatinya tak berkesudah, sesederhana disadarkan bahwa semangat dan pantang menyerah   adalah konsekuensi realisasi atas impian yang tersimpan, but at last but not least, sesederhana kian merebaknya kagum an syukurkuku pada sang Rahiim atas kasih sayangNya tuk mengizinkan helaan nafasku merasa...

Kuroko Basketball : Friendship not just Term that We Ever Heard

  Gambar: Cover film Kuroko Basketball Film yang diadaptasi dari manga Kuroko no Basket (Basketball Which Kuroko Plays) ini mengisahkan tentang pencarian jati diri seorang atlit basket bernama Tetsuya Kuroko.   Walau tak memiliki keahlian dalam dribbling, apalagi shooting (menembak), cowok berambut biru ini justru menjadi tim utama basket SMP Teikou yang memiliki lima anggota Kiseki no Sedai (Generasi Keajaiban), yakni Akashi Seijuroo, Aomine Daiki, Murasakibara Atsushi, Kise Ryota, dan Midorima Shintaro. Dan mampu membuat sekolah tersebut sebagai jawara di Kejuaraan Nasional Basket tiga kali berturut-turut. Tetsuya sendiri memiliki gelar anggota keenam Kiseki no Sedai, pemain Bayangan (the Phantom Sixth Players). Bagaimana bisa? Ternyata kemampuannya dalam passing (mengoper) tak diragukan oleh anggota Kiseki no Sedai, karena hawa keberadaannya yang lemah dan kemampuannya dalam mengalihkan pandangan lawan (misdirection). *seperti trik sulap gitu* [Well, au...