Langsung ke konten utama

MIMPI ITU NYATA, JIKA KAU PERCAYA !


Aku tinggal di desa pedalaman Riau. Bersekolah di SMA biasa saja, tidak begitu terkenal malah, walau hanya di tingkat kabupaten. Tapi kawan, aku punya mimpi! Terlalu sederhana mungkin bagi orang kebanyakan, tapi mimpi ini lazim diharapkan dari siswa lain. KULIAH S1 FULL BEASISWA !! Simple, kan! Meskipun aku tak benar-benar tahu bagaimana cara mewujudkannnya, mengingat letak sekolahku yang jauh dari informasi tentang beasiswa, intenet yang sulit jaringannya, pun kakak senior belum pernah ada yang mencoba. Meski ragu membelenggu, kupatri juga mimpi itu!

Terik surya sempurna menjemur tanah rawa yang mulai mengering di suatu siang, aroma kecut masam berhimpun dan merebak ke seluruh penjuru kelas yang mulai gaduh menanti guru datang usai istirahat siang. Aku tak terlalu larut dalam keriuhan itu, hanya diam sambil menjawab soal-soal. Sampai seorang guru memanggilku untuk menemui Kepsek diruangannya.

“Kamu dipanggil pak Kepsek juga ya, Az ?” celetuk Wino, teman kelas sebelah yang berjalan bersama temannya menuju lapangan basket.
“Kok tahu ? Mey dan Wino juga ?” tanyaku
“Iya.. Eh, katanya ada beasiswa gitu… Mungkin kita diikutsertakan kali …” jawab Wino sok tahu.
Tuing! Beasiswa?! Secarik kalimat dalam buku harian, kini mengambang difikiran. “Ya Allah, kata itu…, jika benar … Semoga saja, ya Rabb … “ ucapku pelan.

“Assalamu’alaikum, pak !” koor kami bertiga serempak, lalu masuk keruangan Kepsek. “ Ya.. Silakan, duduk! Jadi begini, ini Bapak ada undangan dari kantor Dinas yang meminta rekomendasi siswa untuk mengikuti seleksi beasiswa. Coba kalian baca bersama suratnya.” Beliau menyerahkan blangko surat pada Wino.
“Jadi, Bapak menunjuk kalian untuk mengikuti seleksi itu. Beasiswa ini ternyata sudah dua belas tahun berjalan dan ini perdana sekolah kita mendapatkan undangan. Kalian akan mengikuti seleksi tingkat kabupaten dan dipilih lima orang untuk mewakili kabupaten di tingkat provinsi.” Beliau menerangkan selagi kami bertiga membaca surat.
“Mereka yang lolos tingkat provinsi berjumlah enam puluh peserta, dan semuanya dipastikan mendapat beasiswa itu.” Ibu guru yang bersama Kepsek sejak awal turut menimpali.
“Beasiswa! Lima siswa perwakilan kabupaten!” kata-kata itu lalu lalang dalam bayang.
                                                                        - - - - -

17 Maret 2012
Puluhan siswa berseragam semarak berkumpul di aula untuk mendengarkan pengarahan seusai proses seleksi. Wino yang pernah mengikuti Olimpiade Sains Nasional tingkat provinsi membisikkan dan menunjuk satu persatu siswa yang turut mewakili kabupaten dalam ajang tersebut. Glegk! Aku menelan ludah. Mereka disini bukan orang biasa. Semua merupakan utusan terbaik sekolah dan hampir dari mereka pernah mewakili kabupaten dalam berbagai event tingkat provinsi.

Apa aku bisa lolos? Suara pelan namun jelas terdengar, menggema di duniaku. Film yang merekam ceritaku dalam menjawab pertanyaan seleksi tadi terputar bisu, dan yang menjadi musik pengiring adalah kata pesimisku manakala menyadari kapabilitas lawan yang beredar dalam tiap sisi di ruangan ini. Dua belas dari enam puluh soal tetap bersih tanpa kutorehkan bulatan kecil sebagai jawaban. Apa aku bisa lolos?

“Pengumuman siswa yang lolos dapat dilihat di website kami pada tanggal 22 Maret ini. Kepada para pemenang yang akan diketahui nantinya, saya ucapkan selamat dan sampai jumpa di Rumbai. Bagi yang belum lolos, jangan berkecil hati. Akan ada beasiswa lain yang akan datang menghampiri kalian … Tetap semangat !!” itu saja penggalan pidato yang dapat kudengar dari pengarahan yang disampaikan perwakilan pemberi beasiswa, sebab menikmati proses peluruhan optimisku menjadi setengah dari semula.
                                                                        - - - - -

22 Maret 2014
Matahari sudah hendak pamit kembali keperaduannya menebarkan saputan jingga di langit senja. Sementara aku menatap layar laptop warnet dengan cemas.
“Aduh, pake acara lama lagi ni jaringan !!” rutukku sambil menehan gemeletar karena adrenalin lebih aktif dari biasanya.

Kutelusuri kumpulan deret nama-nama yang diurut berdasarkan abjad kabupaten. Kabupatenku berinisial R dan dipastikan berada di urutan lumayan bawah. Aku menggerakkan kursor kebawah dan  tertera lembar kosong dengan kata LOADING di pojok kiri atas laptop. “Hufh.. sabar ya Az!”bisikku menenangkan diri.
Dan, keluar!!

Kubaca perlahan lima baris bertuliskan nama kabupatenku, lalu lirikanku merangsak ke kolom disebelahnya yang berisikan nama sekolah.

Ada! Nama SMA-ku ada!

Kuberanikan lagi tangan yang semakin bergetar menunjuk kearah kolom disebelah kirinya. Namun urung kualihkan pandangan ke arah itu. “Siapa dia yang lolos itu? Aku? Mey? Atau Wino?”
                                                                        - - - - -

1 April 2012
“Yaaa, ucapkan selamat datang untuk teman-teman kalian yang baru saja bergabung dengan kita! Dari kabupaten mana ini??” suara MC bertanya pada kami yang baru saja duduk, bersamaan dengan tatapan seluruh peserta lain yang telah dulu ada di aula ini.

Aku menatap keempat teman yang baru saja kukenal dalam perjalanan menuju Rumbai tadi pagi. “ROHUL!!!” jawab kami serempak diiringi senyum bersahabat dari peserta lain yang juga menjadi perwakilan setiap kabupaten untuk bersaing ke tahap selanjutnya. Siang itu, disaksikan dedaunan yang melambai dari balik aula, diriuhkan oleh angin semilir berhembus melanglang setiap ruang kampus dengan arsitektur gaya universitas Eropa, bersama nuansa khidmat dari enam puluh peserta yang telah menyimak kata sambutan dari ketua pelaksana darmasiswa sedari tadi.

“Selamat datang dan selamat bergabung dalam ikatan Keluarga Besar DCR anak-anakku peserta DCR 2012 !!!” Seperti telah dikomando, kami serentak bertepuk tangan. Ya, mungkin karena kami telah satu keluarga kini, sehingga bisa saling mensugesti.

Ah, inilah dia kumpulan our precious moment masa 1-3 April 2012 di Rumbai, Pekanbaru, Riau.


Spanduk ini yang menyambutku pertama kali setiba di Politeknik Caltex Riau



Nah, ini teman-temen perwakilan Pekanbaru




Ini dia kami, kontingen Rokan Hulu :)




Senyum teman-teman Rokan Hilir




Kalau yang abu-abu ini, dari Indragiri Hilir ..




Pose anak Pelalawan




Smile friends from Siak :)



Nah, ini girls dari Kuantan Singingi :)



Dan, teman-teman dari Dumai




Style from Kampar teenagers :)



Ini teman-teman dari Kepulauan Meranti





dan, ini dia anak Bengkalis ...

Untuk teman-teman dari kabupaten lain yang belum ter-upload fotonya, maafin Az ya, literatur fotonya yang gak lengkap di grup kita :) Untuk itu, ini foto kita saat kita rame-rame berenampuluh, are you remember it??







Hari kedua, 2 April 2012, It's time to competition !!





Siang itu, kita yang tidak lolos babak selanjutnya berpelesir melepas kejenuhan di baik terik mentari lumayan panas, melihat kilang-kilang minyak Chevron ...







Selasa, 3 April, yaaa, ini hari terakhir kita :( Tiga hari bersama semoga tetap menorehkan cerita yang membekas dalam kisah hidup kita ya teman-teman Darmasiswa Chevron Riau 2012 ..






Bermimpilah kawan ! Bermimpilah dan terus bermimpi, hingga Allah yang akan memeluk mimpimu dan menjadikannya realita! Mimpi itu nyata, jika kau percaya!!





Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LPDP ATAU CPNS?: Behind The True Story~

Tak terasa tiga tahun berlalu dengan cepat, ya. Iyap, tiga tahun lalu sejak aku terakhir menulis di sini. Melihat semuanya jadi tampak asing sekarang, sedikit berdebu karena lama tak terjamah. Kalau diingat-ingat, tulisan terakhir juga terjadi di bulan April, ya. April 2018 – April 2021. Time flies, people change, and memories happen. Jadi, barangkali tulisan perdanaku usai vakum, aku akan sedikit merenung dan menceritakan apa – apa saja yang terjadi selama tiga tahun belakangan secara bertahap. Refleksi, terapi dan kontemplasi. April 2018 kemarin, aku membahas tentang  Fresh Graduate: The Untold Dilemma . Saat tulisan itu rampung kutulis, aku benar – benar tak tahu kalau setelahnya adalah masa terberat melebihi peliknya memilih bekerja dengan gaji pas – pasan atau mencari beasiswa namun minim persiapan.😔😔😔 Peliknya kehidupan menanti di depan mata, indah dan nikmat kata mereka namun hancur lebur bagi aku yang menjalaninya. 💦 Juli 2018 Masih di tengah euphoria pernikahan seoran...

Cause Happiness is Simple

              Hidup adalah tentang pencarian tak berkesudahan. Pencarian akan jati diri, ketenangan, kenyamanan, dan kebahagiaan. Tentang bahagia, sungguh itu adalah perkara sederhana. Sebab, indikator bahagia tak teregistrasi dalam Satuan Internasional, jadi cukuplah perspektifmu yang menentukan. Ini definisi bahagiaku -(tertanggal 22-24 Mei 2015) Bahagiaku sederhana, sesederhana mendapat keluarga baru dari belahan bumi Nusantara, sesederhana melihat senyum dan mendengar opini mereka tentang tanah kuhuni, sesederhana menekuri detik yang melintas dengan cerita tak berutas, sesederhana hikmah bahwa belajar akan negeriku sejatinya tak berkesudah, sesederhana disadarkan bahwa semangat dan pantang menyerah   adalah konsekuensi realisasi atas impian yang tersimpan, but at last but not least, sesederhana kian merebaknya kagum an syukurkuku pada sang Rahiim atas kasih sayangNya tuk mengizinkan helaan nafasku merasa...

Kuroko Basketball : Friendship not just Term that We Ever Heard

  Gambar: Cover film Kuroko Basketball Film yang diadaptasi dari manga Kuroko no Basket (Basketball Which Kuroko Plays) ini mengisahkan tentang pencarian jati diri seorang atlit basket bernama Tetsuya Kuroko.   Walau tak memiliki keahlian dalam dribbling, apalagi shooting (menembak), cowok berambut biru ini justru menjadi tim utama basket SMP Teikou yang memiliki lima anggota Kiseki no Sedai (Generasi Keajaiban), yakni Akashi Seijuroo, Aomine Daiki, Murasakibara Atsushi, Kise Ryota, dan Midorima Shintaro. Dan mampu membuat sekolah tersebut sebagai jawara di Kejuaraan Nasional Basket tiga kali berturut-turut. Tetsuya sendiri memiliki gelar anggota keenam Kiseki no Sedai, pemain Bayangan (the Phantom Sixth Players). Bagaimana bisa? Ternyata kemampuannya dalam passing (mengoper) tak diragukan oleh anggota Kiseki no Sedai, karena hawa keberadaannya yang lemah dan kemampuannya dalam mengalihkan pandangan lawan (misdirection). *seperti trik sulap gitu* [Well, au...