Oleh: Nur Azlina Oktavianti
Kawan,
kau tahu kan? Tiada semua hal dapat dikekang. Ada yang tak mampu terkungkung,
meski telah dikurung. Di relung tak terjamah, namun ia ada. Tatkala kau
berusaha menahannya, akan dihunjamnya hingga kau tak berdaya. Menyerah. Seperti
keledai terkulai lemah. Menderap dalam sunyi. Pasti. Semangat membumi, bukan
sederhana tuk ditunggangi. Kata membuai sampai suatu masa tersungkur lunglai.
Sabda hati itulah fatwa sejati. Kasih?
Cinta
itu energi bila kau paham bagaimana mengalirkannya. Jikalau salah cara,
bersiaplah merintih akhirnya. Kita?
Beraneka
cita manusia. Ada yang berjuang hidup demi terwujudnya mimpi sampai mati. Ada
yang tersungkur di aral penuh onak, tak kuasa menyangkutkannya di puncak. Pun
ada segelintir yang jalani masa dengan yang bukan tujuannya, hanya terjebak
sekedar melanjutkan apa yang sebelumnya telah bermula. Ada yang berleha dengan
memetik keinginan, sementara yang lain terjerembab hendak menerabas jangkauan.
Dari alkisah memoar bervariasi, ada yang lebih menakutkan lagi ukhti, yaitu
manusia tanpa mimpi!!
Belum
sempurna iman tanpa cabaran. Tidak lengkap sukses jika tiada peluh menetes.
Bukan pencari ilmu kalau tak mengenal banyak guru. Ah, perih dalam senyum
kebanggaan dibalut seragam hitam ketika tali dipindahkan akan kusegerakan.
Insya Allah!
Bukan
amanah jika nihil dari pertanggungjawaban. Bukan perkara mudah menyentuh hati, bila
keluh dan cercamu lebih mengisi dibanding aksi. Mengenal, mendengar, mendekat,
mendekap, lamat melekat, dan pegang erat ~sahabat. Akankah?
Untuk
raga yang sibuk berkelana, pada hati yang tak henti menanti, demi fikiran yang
tertaut impian, jangan lupakan ruh yang tak abadi menyatu. Himpun harimu selalu
dengan tiada alpa menyebut Dia, Dzat yang jiwamu berada dalam genggamanNya.
Semoga bersua kelak di jannahNya, dinda. ^_^
Komentar
Posting Komentar