Langsung ke konten utama

Kepada: Seseorang (2)





Ah, ini akhir tahun yang begitu menyakitkan. Setidaknya begitu menurutku. Bagaimana bisa aku melewatkan akhir tahun dengan tekanan: janji untuk melupakan. Tidak. Bukan janji. Tapi ketetapan yang levelnya di atas janji.

Kamu tahu? Di setiap akan bermulanya belajarku, aku akan memutar sebuah lagu yang liriknya meyakinkan bahwa aku akan kuat menghadapi masa yang tak berpihak ini. Namun manakala lagu itu usai dan tiba bagiku menakik kata, saat itu pula mataku terbentur cakrawala yang hanya dapat dilihat pikirku saja. Ah, mengapa senelangsa ini?

Tidak, sekalipun tidak. Apa? Menyalahkanmu. Sebab kutahu, kecewa hanya muncul manakala asa mengangkasa melebihi nyata. Iya. Aku melakukannya. Lalu sekarang aku harus perlahan menyembuhkan gores guratan (yang kubuat sendiri). Jahat, bukan? Seharusnya ikhlas tak menyisakan penyesalan-

Bila nanti ku sampai pada gerbang itu, di hadapan tulisan yang menegak besar, akan kuceritakan bagaimana alkisah langkah bermuara di sana. Pada ranting-ranting yang menutupi pawana, pada dedaunan yang melindungiku dari surya, pada batang pepohonan dengan julang kokohnya, juga pada rerumputan di kakiku nantinya. Perihal tentangmu? Mungkin kan kuselipkan jua.

Di masa depan, akan ada hari dimana aku akan tersenyum mengenang masa ini. Masa masa berlari agar aku mampu menjangkau masa depan lebih cepat dari sergapan masa lalu yang terus mengejarku. Dan dari semua perkara tentangmu.

23 Desember 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LPDP ATAU CPNS?: Behind The True Story~

Tak terasa tiga tahun berlalu dengan cepat, ya. Iyap, tiga tahun lalu sejak aku terakhir menulis di sini. Melihat semuanya jadi tampak asing sekarang, sedikit berdebu karena lama tak terjamah. Kalau diingat-ingat, tulisan terakhir juga terjadi di bulan April, ya. April 2018 – April 2021. Time flies, people change, and memories happen. Jadi, barangkali tulisan perdanaku usai vakum, aku akan sedikit merenung dan menceritakan apa – apa saja yang terjadi selama tiga tahun belakangan secara bertahap. Refleksi, terapi dan kontemplasi. April 2018 kemarin, aku membahas tentang  Fresh Graduate: The Untold Dilemma . Saat tulisan itu rampung kutulis, aku benar – benar tak tahu kalau setelahnya adalah masa terberat melebihi peliknya memilih bekerja dengan gaji pas – pasan atau mencari beasiswa namun minim persiapan.😔😔😔 Peliknya kehidupan menanti di depan mata, indah dan nikmat kata mereka namun hancur lebur bagi aku yang menjalaninya. 💦 Juli 2018 Masih di tengah euphoria pernikahan seoran...

Cause Happiness is Simple

              Hidup adalah tentang pencarian tak berkesudahan. Pencarian akan jati diri, ketenangan, kenyamanan, dan kebahagiaan. Tentang bahagia, sungguh itu adalah perkara sederhana. Sebab, indikator bahagia tak teregistrasi dalam Satuan Internasional, jadi cukuplah perspektifmu yang menentukan. Ini definisi bahagiaku -(tertanggal 22-24 Mei 2015) Bahagiaku sederhana, sesederhana mendapat keluarga baru dari belahan bumi Nusantara, sesederhana melihat senyum dan mendengar opini mereka tentang tanah kuhuni, sesederhana menekuri detik yang melintas dengan cerita tak berutas, sesederhana hikmah bahwa belajar akan negeriku sejatinya tak berkesudah, sesederhana disadarkan bahwa semangat dan pantang menyerah   adalah konsekuensi realisasi atas impian yang tersimpan, but at last but not least, sesederhana kian merebaknya kagum an syukurkuku pada sang Rahiim atas kasih sayangNya tuk mengizinkan helaan nafasku merasa...

Kuroko Basketball : Friendship not just Term that We Ever Heard

  Gambar: Cover film Kuroko Basketball Film yang diadaptasi dari manga Kuroko no Basket (Basketball Which Kuroko Plays) ini mengisahkan tentang pencarian jati diri seorang atlit basket bernama Tetsuya Kuroko.   Walau tak memiliki keahlian dalam dribbling, apalagi shooting (menembak), cowok berambut biru ini justru menjadi tim utama basket SMP Teikou yang memiliki lima anggota Kiseki no Sedai (Generasi Keajaiban), yakni Akashi Seijuroo, Aomine Daiki, Murasakibara Atsushi, Kise Ryota, dan Midorima Shintaro. Dan mampu membuat sekolah tersebut sebagai jawara di Kejuaraan Nasional Basket tiga kali berturut-turut. Tetsuya sendiri memiliki gelar anggota keenam Kiseki no Sedai, pemain Bayangan (the Phantom Sixth Players). Bagaimana bisa? Ternyata kemampuannya dalam passing (mengoper) tak diragukan oleh anggota Kiseki no Sedai, karena hawa keberadaannya yang lemah dan kemampuannya dalam mengalihkan pandangan lawan (misdirection). *seperti trik sulap gitu* [Well, au...